Perempat Final Malaysia: Duet yang Tak Terpisahkan
Tahun 2025 bukanlah awal yang mulus bagi pasangan ganda putri Indonesia, Ana dan Tiwi. Usai musim 2024 yang naik-turun, mereka nyaris kehilangan posisi di skuad utama. Cedera ringan dan hasil kurang konsisten membuat banyak yang meragukan kesiapan mereka untuk kembali ke level elite.
Namun, semangat mereka tak pernah padam. “Kami tidak mau dikenang hanya karena pernah menang. Kami ingin dikenang karena pantang menyerah,” ujar Tiwi dalam wawancara sebelum keberangkatan ke Malaysia.
Table of Contents
Persiapan Menuju Malaysia Open 2025
Perjuangan Ana dan Tiwi di turnamen Malaysia Open 2025 dianggap sebagai salah satu ajang super penting menjelang kualifikasi Olimpiade. Ana dan Tiwi mempersiapkan diri di Pelatnas Cipayung selama hampir dua bulan tanpa henti.
Fisik dan Mental Diasah Bersamaan
Keduanya tak hanya fokus pada latihan teknik, tetapi juga penguatan mental. Sesi dengan psikolog tim digunakan untuk memperkuat kekompakan, komunikasi, dan pola pikir bertanding.
Tantangan Sparring yang Berat
Dalam sesi latih tanding, mereka dipasangkan melawan berbagai kombinasi lawan. Dari pemain muda hingga pasangan senior seperti Greysia/Apriyani yang kembali tampil sebagai sparring partner.
Babak Penyisihan: Mulai dari Bawah, Menanjak Pelan
Perempat final malaysia Open 2025, Ana dan Tiwi tidak masuk unggulan. Mereka harus bertemu pasangan Jepang yang memiliki rekor menang atas mereka dalam dua pertemuan terakhir. Namun, kali ini Ana dan Tiwi tampil penuh strategi dan tekad. Mereka menang rubber game 21-15, 18-21, 21-17.
“Ini pertandingan yang kami jalani dengan kepala dingin. Kami tahu kelemahan lawan, dan kami tak boleh emosional,” kata Ana pasca pertandingan.
Babak 16 Besar – Momen Balas Dendam yang Elegan
Perempat final malaysia, Ana/Tiwi bertemu pasangan tuan rumah yang pernah menjegal mereka tahun lalu di semifinal SEA Games. Atmosfer penonton Malaysia yang padat tidak menyurutkan semangat.
Dengan permainan net yang tajam dari Tiwi dan defense kuat dari Ana, mereka menang straight set 21-18, 21-14. Kemenangan itu menjadi simbol kebangkitan.
Kejutan di Perempat Final: Nama Mereka Mulai Disebut
Masuk perempat final, Ana dan Tiwi berhadapan dengan unggulan keempat dari Korea Selatan. Banyak media tidak menjagokan mereka, namun sorotan mulai datang karena performa mereka yang stabil.
Bermain Tanpa Beban
Ana dan Tiwi masuk lapangan dengan senyum. “Kami sudah lebih dari cukup, tidak ada beban. Kami hanya ingin main lepas,” ujar Tiwi di perempat final malaysia.
Pertandingan yang Sengit
perempat final malaysia perjuangan ana dan tiwi di set pertama dimenangkan Korea 21-19. Namun di set kedua, Ana/Tiwi mengubah pola dengan mempercepat tempo. Mereka unggul 22-20.
Di set ketiga, pertandingan berlangsung dramatis hingga skor 18-18. Sayangnya, dua kesalahan servis dan satu netting tanggung membuat mereka kalah 21-19.
Meski kalah, standing ovation diberikan oleh penonton — termasuk dari fans Malaysia.
Reaksi Media dan Publik: “Pasangan Masa Depan Indonesia”
Usai pertandingan, media lokal dan internasional mulai melirik nama mereka. ESPN Asia menyebut, “Ana dan Tiwi mungkin bukan juara, tapi di perempat final malaysia mereka memperlihatkan DNA juara dalam satu turnamen ini.”
Komentar serupa muncul di Twitter dari mantan pemain ganda dunia asal Denmark yang mengatakan, “Keep an eye on Ana & Tiwi. True spirit, sharp tactics.”
Evaluasi dan Harapan Menuju Turnamen Selanjutnya
Pelatih kepala PBSI menyatakan kebanggaannya:
“Mereka menunjukkan progres luar biasa. Kekompakan mereka jauh meningkat. Mereka tinggal butuh satu kemenangan besar lagi untuk jadi elite dunia.”
Ana dan Tiwi sendiri tidak cepat puas. “Ini baru awal. Perempat final ini adalah batu loncatan, bukan tujuan akhir,” kata Ana.
Pesan dari Ana dan Tiwi untuk Generasi Muda
Dalam sesi wawancara penutup, Ana menyampaikan pesan sederhana namun menyentuh:
“Jangan tunggu sempurna baru mulai. Kami sering gagal, tapi kami terus bertanding, terus belajar, dan hasilnya datang saat kamu benar-benar siap — lahir dan batin.”
Tiwi menambahkan,
“Selalu percaya sama proses. Menang itu bukan hadiah, tapi hasil kerja keras diam-diam yang tak banyak orang lihat.”
Penutup
Ana dan Tiwi di perempat final malaysia Open 2025 bukan hanya soal menang atau kalah, tapi tentang mental juang, kerja keras, dan kekompakan yang lahir dari kesulitan. Mereka tidak hanya lolos ke perempat final — mereka telah menancapkan nama di hati penonton dan membawa harapan baru bagi bulu tangkis Indonesia.
Jalan menuju podium mungkin panjang, tapi Ana dan Tiwi telah melangkah lebih dekat dari sebelumnya.